Harapan Baru Sandi



Sandi anak itu biasa dipanggil, terpaksa putus sekolah, ia tinggal bersama neneknya kedua orangtuanya sudah bercerai dan tinggal di Kalimantan. Sandi putus sekolah karena administrasi ijazah dan kependudukannya tidak jelas. Pamannya sudah berusaha mengurusnya tetapi menemui jalan buntu. Hingga suatu hari sandi ditemukan oleh Ketua IGI Sulbar saat sedang bekerja bersama pamannya,  Sutikno lalu menghampirinya. Kenapa usia seperti sandi tidak berada disekolah. Mulailah komunikasi dilakukan dengan menghubungi kepala SDN tempat sandi zekolah dulu,  yang ternyata kepala sekolahnya adalah pengurus wilayah IGI Sulbar.


Komunikasi diteruskan ke MTs Al-Chaeriyah. Dari penelusuran tersebut di dapatkan informasi bahwa sandi adalah anak yang rajin dan disukai guru-gurunya. Kemudian IGI Sulbar menjalin  komunikasi dengan Ombudsman Sulbar, Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Mamuju, Kemenag Mamuju, Dinas Dukcapil Mamuju dan Pengadilan Tinggi Negeri Mamuju. Alhamdulillah kini secara administrasi sandi sudah bisa masuk kembali sekolah.


Kisah sandi ini menjadi bukti bahwa insan pendidikan di Sulbar sangat memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pendidikan masyarakat di Sulawesi Barat. Saya menyarankan agar pihak terkait memberikan penghargaan kepada kepala sekolah SDN Tambayako dan MTs Al-Chaeriyah atas pelayanan pendidikan yang selama ini di berikan kepada Sandi dan umumnya masyarakat Sulbar. Kisah Sandi ini adalah inspirasi bahwa penuntasan anak tidak sekolah adalah tugas kolaborasi seluruh eleman masyarakat.@Ikatan Guru Indonesia -Sulbar-

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama